Kisah Dahlan Iskan Sekolah Nggak Pakai Sandal, Hingga Jadi Tukang Demo
Namun hal tersebut tak membuatnya mengeluh. Dahlan bercerita, dulu banyak rekan seusianya yg memiliki nasib serupa.
"Saya rasanya jauh lebih miskin nggak pernah mengeluah atau saya nggak punya ibu. Nggak punya universitas terbaik utk mengeluh. Mungkin saya jauh lebih miskin dari anda. Kenapa saya nggak mengeluh & menderita, krn temen saya semua miskin," jelasnya.
Selain berbagai masa remajanya, pemilik group media Jawa Pos ini mengaku saat masa kuliah sibuk demo & kegiatan di organisasi kampus, pria kelahiran Magetan harus drop out (DO) pada semester III di IAIN Walisongo, Cabang Samarinda.
"Saya pernah kuliah FH tapi 1,5 tahun terus DO. Saya blm pilih jurusan perdata atau pidana. Sekarang mahasiswa sulit DO krn ada SKS. Saya keaysikan demo nggak pernah kuliah. Terus ujian pasti lulus ujian. Saya keasikan demo, urus mahasiswa kampus terus DO," jelasnya. (dt)
Kisah
Menteri BUMN Dahlan Iskan ketika menjadi pembicara dlm acara peringatan
Dies Natalis Fakultas Hukum Universitas Pattimura, Ambon. Pada kesempatan itu,
Dahlan bercerita soal masa sulitnya saat sekolah.
Mantan Direktur Utama PLN ini menceritakan latar belakangnya yg berasal dari keluarga miskin. Bahkan saat SD hingga SMP, dia tak menggunakan alas kaki saat sekolah, yg jaraknya 6 km.
"Saya punya sepatu pertama kelas 2 SMA. Itupun sepatu bekas & berlubang. Saya nggak berani pakai. Saya hanya pakai saat Senin di upacara bedera. Saat SD, SMP saya sekolah nggak pakai sandal, pulang pergi 6 km. Saya rasanya jauh lebih miskin nggak pernah mengeluh," ucap Dahlan di depan ribuan mahasiswa Universitas Pattimura, Ambon, Kamis 26/9/13.
"Saya punya sepatu pertama kelas 2 SMA. Itupun sepatu bekas & berlubang. Saya nggak berani pakai. Saya hanya pakai saat Senin di upacara bedera. Saat SD, SMP saya sekolah nggak pakai sandal, pulang pergi 6 km. Saya rasanya jauh lebih miskin nggak pernah mengeluh," ucap Dahlan di depan ribuan mahasiswa Universitas Pattimura, Ambon, Kamis 26/9/13.
Namun hal tersebut tak membuatnya mengeluh. Dahlan bercerita, dulu banyak rekan seusianya yg memiliki nasib serupa.
"Saya rasanya jauh lebih miskin nggak pernah mengeluah atau saya nggak punya ibu. Nggak punya universitas terbaik utk mengeluh. Mungkin saya jauh lebih miskin dari anda. Kenapa saya nggak mengeluh & menderita, krn temen saya semua miskin," jelasnya.
Selain berbagai masa remajanya, pemilik group media Jawa Pos ini mengaku saat masa kuliah sibuk demo & kegiatan di organisasi kampus, pria kelahiran Magetan harus drop out (DO) pada semester III di IAIN Walisongo, Cabang Samarinda.
"Saya pernah kuliah FH tapi 1,5 tahun terus DO. Saya blm pilih jurusan perdata atau pidana. Sekarang mahasiswa sulit DO krn ada SKS. Saya keaysikan demo nggak pernah kuliah. Terus ujian pasti lulus ujian. Saya keasikan demo, urus mahasiswa kampus terus DO," jelasnya. (dt)
tapi tapi tapi.................. ada tapinya .
ReplyDeleteTapinya apaan tuh mizz,.?
Deletecerdas ya,,,,
ReplyDeleteIyahh mba maya,,
DeleteDItunggu share kisah sukses lainnya. thanks :)
ReplyDeleteOkeehh gan., terima kasih atas kunjunganya.,
DeleteSalut buat sama dahlan iskan,
ReplyDeleteShare lagi sob cerita kesuksesan dari kondisi ketiadaan biar dibaca lebih banyak audiens.
wookeh sobb.,, serin2 mampir sajah.,
Deleteheheh ^,^
yang seperti ini patut dicontoh
ReplyDeleteJasa Thermoplastic Terbaik
Jasa Flooring Coating Murah
Aplikator Lantai Beton Murah
Jasa Pengecatan Lapangan Murah
Jasa Konstruksi Baja
Professor mantap, Nice info, thanks for share
ReplyDeleteKopi Terbaik
Paid Promote
Jual Batu Akik
Batik Tulis
Video Viral
Joki Trading
thanks gan uda sharing bisa bantu kunjungi harga ipal
ReplyDelete