RESEPSI PERNIKAHAN YANG MENGHARUKAN ( Kenyataan )
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Assalamualaikum Wr.Wb
Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar
Lailahaillahu Allahu Akbar,
Allahuakbar Walillah ilham.,
Status sosial dan status pendidikan yang tinggi tak selamanya membuat orang semakin rendah hati. Wawasan yang luas terkadang bertolak belakang dengan jiwanya yang sempit. Menolak orang-orang yang tak 'sekelas' dengannya atau tanpa hati menghina dan merendahkan orang lain yang dianggap tak pantas masuk dalam lingkungan keluarga mereka.
Hal tersebut tak berlaku bagi Reza Hilyard Somantri dan keluarganya.
Ya... ini tentang kebesaran jiwa, cinta yang luar biasa, dan penerimaan apa adanya yang sangat menginspirasi siapa saja.
Selamat menempuh hidup baru untuk Reza Hilyard Somantri dan Putri Herlina. Semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Aamiin...
JOGJAKARTA - Resepsi pernikahan mengharukan terjadi di Jogjakarta tadi malam. Putri Herlina, gadis tanpa dua tangan, akhirnya mendapatkan suami pilihannya sendiri, Reza Hilyard Somantri, putra mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Maman Husein Somantri.
Bagi Putri Herlina, pernikahannya dengan Reza seperti kisah dongeng yang berakhir bahagia (happy ending). Seperti yang pernah dimuat di JPNN pada 9 Maret 2012, Lina -sapaan akrab Putri Herlina- mengaku dirinya "dibuang" orang tuanya sejak baru lahir. "Aku ditinggal di rumah sakit, mungkin karena tidak punya tangan dan mereka malu," ungkapnya.
Karena tak ada yang bertanggung jawab, Lina lantas dirawat Susiani Sunaryo. Saat itu Susiani masih berusia 25 tahun dan menjadi relawan di Yayasan Sayap Ibu. Kini Susiani menjadi ibu panti di Kadirojo, Kalasan, Sleman.
Yayasan Sayap Ibu didirikan oleh Soelastri, istri Bung Tomo, pahlawan perang Surabaya 10 November, pada 1955. Yayasan ini memang menampung anak-anak yang "tak dikehendaki" ayah-ibunya. Rata-rata mereka mengalami cacat ganda. Yakni, cacat fisik dan mental karena aborsi yang gagal. Sehari-hari mereka hidup mengandalkan donatur tidak tetap dan dana pemerintah.
Radar Jogja (JPNN Group) melaporkan, pada acara resepsi pernikahan di Gedung Mandala Bakti Wanitama, Jogjakarta, tadi malam, Lina terlihat bahagia. Gadis yang pada 3 Oktober lalu menginjak usia 25 tahun itu terlihat cantik dan ceria mendampingi sang suami di pelaminan.
Dengan keterbatasan fisiknya, Putri tanpa canggung menerima ucapan selamat dari keluarga besar serta undangan yang hadir. Beberapa tamu tampak tak bisa menahan haru menyaksikan kebahagiaan pasangan tersebut.
Keluarga besar Yayasan Sayap Ibu yang diwakili Djoko Pramono mengakui, Lina merupakan sosok panutan bagi adik-adiknya di Yayasan Sayap Ibu. Sejak kecil diasuh di yayasan tersebut, Lina tidak ingin dimanjakan saat mengalami kesulitan. "Anaknya benar-benar mandiri. Melakukan aktivitas apa pun dia tidak mau bergantung pada orang lain," jelas Djoko, 62, di sela-sela pesta pernikahan.
Saat digelar resepsi pernikahan, orang tua Reza, Maman Husein Somantri dan Neneng Widaningsih, tampak tersenyum saat putranya mendapatkan istri pilihannya. Sayang, keluarga Reza hingga akhir resepsi mengaku belum bisa memberikan keterangan.
Seperti dimuat Jawa Pos, Lina memang tak pernah menyerah dengan keterbatasannya sebagai difabel. Dia tak mau kalah dengan anak lain. Dia berhasil lulus SD Muhammadiyah Sambisari, Sleman, dengan nilai memuaskan. Kemudian, dia melanjutkan ke SMP RC di Solo, setelah itu ke SMA Muhammadiyah 6 Surakarta. "Di sekolah aku selalu ingin duduk di depan. Di samping meja aku taruh kursi lagi untuk menulis," cerita Lina.
Jika menulis di atas meja, itu terlalu tinggi untuk dijangkau kakinya. Karena tekun belajar, Lina pun lulus dengan nilai bagus pada 2009. Setelah itu dia ikut kursus bahasa Inggris intensif. Lalu ikut pelatihan di Yakkum Bethesda yang memang sering mengadakan training untuk kalangan difabel. Lina lantas bekerja sebagai resepsionis atau penerima tamu di kantor pusat Yayasan Sayap Ibu Jogjakarta yang lokasinya di Pringwulung, Condongcatur, Sleman.
Di sana dia juga ikut menangani kegiatan administrasi, seperti mengetik data donatur atau menulis undangan acara penggalangan dana. Dua tahun sebagai staf di kantor pusat, Lina memilih kembali ke rumah masa kecilnya. "Terus terang, aku lebih betah di sini. Aku ingin berbakti pada Ibu dan ikut merawat adik-adikku," kata Lina.
Agenda harian Lina lengkap, mulai memandikan, mengganti popok, memberikan susu, dan menyuapi balita yang sudah bisa diberi makanan padat. Suatu ketika, ada donatur baik hati yang ingin membuatkannya tangan palsu. Para pegawai yayasan pun antusias meminta Lina untuk segera memilih yang pas.
"Ayo Lin, mumpung ada yang mau buatin tangan. Suatu saat kamu kan menikah, punya suami," ujar Lina menirukan komentar salah seorang pengurus yayasan.
Tapi, justru dengan alasan itu dia menolak halus tawaran tangan palsu. "Aku ingin suami yang mencintaiku apa adanya," katanya. "Lelaki sering memandang wanita dari kelebihannya saja. Aku ingin suamiku tahu kekuranganku. Toh, kita bakal hidup bersama sampai mati kan," ujar Lina.
Tadi malam Lina resmi menjadi istri Reza. "Semoga kedua pasangan, Lina dan Reza, hidup bahagia sampai anak cucu," ujar Djoko Pramono yang sehari-hari dipanggil ayah oleh Lina. (tim radar jogja/c2/kim)
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Assalamualaikum Wr.Wb
Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar
Lailahaillahu Allahu Akbar,
Allahuakbar Walillah ilham.,
Selamat siang, sahabat STONKIDS, Pertama STONKIDS mengucapkan selamat hari Raya Idul Adha, 1434 H , Semoga di Hari Raya Idul Adha ini semakin meningkatkan Iman kita terhadap Allah SWT, Aamiin,
Untuk Postingan kali ini STONKIDS mau berbagi Informasi mengenai Kisah Motivasi yang baru saja terjadi, yang Insya Allah bisa memotivasi Sahabt semua bagi yang membacanya, langsung saja lanjutkan ke TKP.
Status sosial dan status pendidikan yang tinggi tak selamanya membuat orang semakin rendah hati. Wawasan yang luas terkadang bertolak belakang dengan jiwanya yang sempit. Menolak orang-orang yang tak 'sekelas' dengannya atau tanpa hati menghina dan merendahkan orang lain yang dianggap tak pantas masuk dalam lingkungan keluarga mereka.
Hal tersebut tak berlaku bagi Reza Hilyard Somantri dan keluarganya.
Ya... ini tentang kebesaran jiwa, cinta yang luar biasa, dan penerimaan apa adanya yang sangat menginspirasi siapa saja.
Selamat menempuh hidup baru untuk Reza Hilyard Somantri dan Putri Herlina. Semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Aamiin...
JOGJAKARTA - Resepsi pernikahan mengharukan terjadi di Jogjakarta tadi malam. Putri Herlina, gadis tanpa dua tangan, akhirnya mendapatkan suami pilihannya sendiri, Reza Hilyard Somantri, putra mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Maman Husein Somantri.
Bagi Putri Herlina, pernikahannya dengan Reza seperti kisah dongeng yang berakhir bahagia (happy ending). Seperti yang pernah dimuat di JPNN pada 9 Maret 2012, Lina -sapaan akrab Putri Herlina- mengaku dirinya "dibuang" orang tuanya sejak baru lahir. "Aku ditinggal di rumah sakit, mungkin karena tidak punya tangan dan mereka malu," ungkapnya.
Karena tak ada yang bertanggung jawab, Lina lantas dirawat Susiani Sunaryo. Saat itu Susiani masih berusia 25 tahun dan menjadi relawan di Yayasan Sayap Ibu. Kini Susiani menjadi ibu panti di Kadirojo, Kalasan, Sleman.
Yayasan Sayap Ibu didirikan oleh Soelastri, istri Bung Tomo, pahlawan perang Surabaya 10 November, pada 1955. Yayasan ini memang menampung anak-anak yang "tak dikehendaki" ayah-ibunya. Rata-rata mereka mengalami cacat ganda. Yakni, cacat fisik dan mental karena aborsi yang gagal. Sehari-hari mereka hidup mengandalkan donatur tidak tetap dan dana pemerintah.
Radar Jogja (JPNN Group) melaporkan, pada acara resepsi pernikahan di Gedung Mandala Bakti Wanitama, Jogjakarta, tadi malam, Lina terlihat bahagia. Gadis yang pada 3 Oktober lalu menginjak usia 25 tahun itu terlihat cantik dan ceria mendampingi sang suami di pelaminan.
Dengan keterbatasan fisiknya, Putri tanpa canggung menerima ucapan selamat dari keluarga besar serta undangan yang hadir. Beberapa tamu tampak tak bisa menahan haru menyaksikan kebahagiaan pasangan tersebut.
Keluarga besar Yayasan Sayap Ibu yang diwakili Djoko Pramono mengakui, Lina merupakan sosok panutan bagi adik-adiknya di Yayasan Sayap Ibu. Sejak kecil diasuh di yayasan tersebut, Lina tidak ingin dimanjakan saat mengalami kesulitan. "Anaknya benar-benar mandiri. Melakukan aktivitas apa pun dia tidak mau bergantung pada orang lain," jelas Djoko, 62, di sela-sela pesta pernikahan.
Saat digelar resepsi pernikahan, orang tua Reza, Maman Husein Somantri dan Neneng Widaningsih, tampak tersenyum saat putranya mendapatkan istri pilihannya. Sayang, keluarga Reza hingga akhir resepsi mengaku belum bisa memberikan keterangan.
Seperti dimuat Jawa Pos, Lina memang tak pernah menyerah dengan keterbatasannya sebagai difabel. Dia tak mau kalah dengan anak lain. Dia berhasil lulus SD Muhammadiyah Sambisari, Sleman, dengan nilai memuaskan. Kemudian, dia melanjutkan ke SMP RC di Solo, setelah itu ke SMA Muhammadiyah 6 Surakarta. "Di sekolah aku selalu ingin duduk di depan. Di samping meja aku taruh kursi lagi untuk menulis," cerita Lina.
Jika menulis di atas meja, itu terlalu tinggi untuk dijangkau kakinya. Karena tekun belajar, Lina pun lulus dengan nilai bagus pada 2009. Setelah itu dia ikut kursus bahasa Inggris intensif. Lalu ikut pelatihan di Yakkum Bethesda yang memang sering mengadakan training untuk kalangan difabel. Lina lantas bekerja sebagai resepsionis atau penerima tamu di kantor pusat Yayasan Sayap Ibu Jogjakarta yang lokasinya di Pringwulung, Condongcatur, Sleman.
Di sana dia juga ikut menangani kegiatan administrasi, seperti mengetik data donatur atau menulis undangan acara penggalangan dana. Dua tahun sebagai staf di kantor pusat, Lina memilih kembali ke rumah masa kecilnya. "Terus terang, aku lebih betah di sini. Aku ingin berbakti pada Ibu dan ikut merawat adik-adikku," kata Lina.
Agenda harian Lina lengkap, mulai memandikan, mengganti popok, memberikan susu, dan menyuapi balita yang sudah bisa diberi makanan padat. Suatu ketika, ada donatur baik hati yang ingin membuatkannya tangan palsu. Para pegawai yayasan pun antusias meminta Lina untuk segera memilih yang pas.
"Ayo Lin, mumpung ada yang mau buatin tangan. Suatu saat kamu kan menikah, punya suami," ujar Lina menirukan komentar salah seorang pengurus yayasan.
Tapi, justru dengan alasan itu dia menolak halus tawaran tangan palsu. "Aku ingin suami yang mencintaiku apa adanya," katanya. "Lelaki sering memandang wanita dari kelebihannya saja. Aku ingin suamiku tahu kekuranganku. Toh, kita bakal hidup bersama sampai mati kan," ujar Lina.
Tadi malam Lina resmi menjadi istri Reza. "Semoga kedua pasangan, Lina dan Reza, hidup bahagia sampai anak cucu," ujar Djoko Pramono yang sehari-hari dipanggil ayah oleh Lina. (tim radar jogja/c2/kim)
terharu membacanya. semoga bisa menjadi keluarga yang bahagia dan banyak rezeki, dan yang pasti dikasih keturunan yang soleh.
ReplyDeleteAamiin,. semoga Allah SWT mengabulkan doanya yah mas.,
DeleteTerima Kasih telah berkunjung mas Blangkon.,
Wanita yang baik akan ditemukan oleh lelaki yang baik. Fisik bukan ukurannya jika hati lebih sempurna. Selamat, semoga bisa menjadi keluarga mawadah waromah.
ReplyDeleteAamiin., Semoga Allah SWT mengabulkan doanya yah mba.,
Deleteklo jodoh gk akan kemana2.., salut tuk mempelai pria..! smg langgeng hingga ajal menjelang *smile
ReplyDeletefolbek ya bro, makasih
Aamiin., Semoga doanya terkabulkan yah broo.,
DeleteSiapp., broo.,
subahanalloh, begitulah jodoh dan cinta kalo sudah disatukan dalam ikatan pernikahan, semua tampak indah. Karena cinta tidak melihat fisik saja, tetapi ada banyak hal yang tidak pernah kita tahu karena ini menyangkut isi hati.
ReplyDeleteSemoga mereka menjadi pasangan yang menjadi teladan bagi lainnya
Aamiin,.
DeleteWahh salut nih buat makna cintanya, makasih pakies, telah berkunjung.,
Turut bersuka cita dan selamat buat pernikahannya.. :)
ReplyDeleteSemoga menjadi keluarga yang Sakinah,Mawadah..Rahmah..amin..
Salam :)
Aamiin., hhehehe.,
Deletehampir saja saya salah membaca mas, saya kira turut berduka cita, ternyata turut bersuka cita.,
makasih gan udah berkunjung.,
hehehe......sekilas perbedaannya sangat tipis mas ya.... :)
Deleteselamat hari raya idul adha
mohon maaf lahir dan bathin :)
Iyahh mas., hehhe ^,^ harus butuh konsentrasi penuhh., wkwk
Deleteiyah mas., selamat Hari raya Idul Adha juga., selamat berbagi., hehehe ^,^
benar2 mengharukan pernikahan ini, Reza adalah seorang laki2 sangat istimewa. Disaat dia bisa memilih yg lebih tapi dia lebih melihat Lina bak mutiara indah ...... semoga mereka menjadi keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahma.... melahirkan anak2 shaleh dan shalehah
ReplyDeletemakasih ya atas kunjungannya
Aamiin, semoga doanya di Kabulkan oleh Allah yah mba.,
DeleteTerima Kasih atas kunjunganya mba.,
Kisah nyata yang amat mengharukan sekaligus membahagiakan. Memang tidak setiap orang bisa menerima sepenuhnya kekurangan orang lain apalagi kemudian diterima masuk ke dalam 'lingkaran keluarga besar'. Hanya orang berjiwa besarlah yang sanggup menerima berbagai 'keadaan' di dunia ini. Selamat berbahagia. Salam cemerlang!
ReplyDeleteBetul sekali gan., salut buat pandanganya sama artikel ini,.
Deletemakasih atas kunjunganya gan.,
sedih juga gan bacanya
ReplyDeleteTisu mana tisu., hehhe
Deletesemoga menjadi keluarga sakinah mawaddah warahmah
ReplyDeleteAamiin., kita doakan yah gan.,
Deletesemoga menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warrahmah...
ReplyDeleteSubhanallah, sungguh mengharukan ya mas...
Aamiin., semoga ikabulkan yah mas.,
Deletebetul sekali mas, terima kasih atas kunjunganya.,
selamat lebaran haji mas, semoga kisah ini menjadi referensi bagi kita semua :)
ReplyDeleteiyah mas., terima kasih atas kunjunganya.,
Deletesemoga menjadi keluarga sakinah mawaddah warahmah.
ReplyDeleteAamiin,. semoga doanya dikabulkan oleh Allah SWT yah gann.,
Deleteterharu banget, suami yang bisa nerima apa adanya ..
ReplyDeleteiyah gan., semoga kita semua mendapatkan pasangan yang sejati yah gan.,
Deletesungguh sesuatu yang sangat membanggakan sekaligus mengharukan
ReplyDeletethanks sudah berbagi kisah
Jasa Thermoplastic Terbaik
Jasa Flooring Coating Murah
Aplikator Lantai Beton Murah
Jasa Pengecatan Lapangan Murah
Jasa Konstruksi Baja
wah cerita yang menharukan bantu kunjungi jasa pembersih kaca
ReplyDelete